Jangan pernah menduga aku membenci cerita kita yang lusuh
Sungguh…! Bila bisa aku memotong mozaik lapisan langit
Untuk sematkan kebahagiaan yang kau guguskan
Takkan sanggup bumi bergeming karena teramat indahnya
Tak pernah ada puitis yang menyanjung sesayup belaimu
Kata-kata terlalu membisu tuk terjemahkan pengakuan
Dan bila angin menelan nafas khiasan damai ini
Ia terlampau ke layar langit yang gemilang cahayanya
Takan ku temukan hati mengulum surya dalam cumbuan
Yakni hatimu yang menangkupkan getaran didasar sukma
Jiwa yang penuh dengan sinaran yang merona di roman itu
Dan belai selembut kapas yang terhanyut silir kehidupan
Ya…! Walaupun cerita kita yang lusuh…
Dan bibirku terajut tawa, menyenandungkan kefasihanmu
Aku tetap disini menyingsing eloknya kotak-kotak hari
Mengabadikan setia diambang kenangan yang membiru
Andai kau tau, tak luput damaimu dalam prosa hidupku
Takkan jengah ingatan mengulas kilas manik matamu
Tak jera waktuku tuk melukis mimpi dikanfas udara
Hingga tak luput tidurmu terhanyut dalam lelapku
Walau berlarik-larik jalan kita melenggangkan jejak
Tapi decit jam yang merayap mengutip bermekaran senyuman
Merenda kembali warna-warni pelangi dibusur bumi
Dalam memuliakan ketulusan dunia tentang cinta
Cinta kita berdua…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar