Rabu, 04 Maret 2009

Global Warming

Global warming (global warming ) sudah menjadi wacana public yang banyak diperbincangkan. Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global di atmosfer,bumi dan laut karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Ketimpangan ekologi tidak lain disebabkan oleh keserakahan manusia mengeruk kekayaan alam dan tidak mengindahan kelestarian alam yang semakin mengkhawatirkan

Global warming mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit,bertambah luasnya zona laut mati (hipoksia), berkurangnya jumlah oksigen di perairan bawah, terlepasnya metana beku dari dasar laut memanaskan Bumi yang emnyebabkan kemunahan masal.
Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi: a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir, wisata bahari, dan kota pantai, b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit

Indonesia yang terdapat di daerah khatulistiwa dengan hutan hujan tropis sejatinya merupakan daerah penetral panas yang berpotensi mengatur sirkulasi air dan udara, pengatur suhu bumi, penentu iklim, dan me-refresh bumi secara periodik. Ironisnya daerah yang diharapkan menjadi paru-paru dunia justru menjadi negara ketiga terbesar yang menyumbang emisi global sebanyak 25% dari pembakaran hutan dan 75% dari industri, pertambangan dan energi, serta limbah rumah tangga.

Untuk mengurangi efek global warming kita harus memperbaiki dan menjaga paru-paru bumi itu dengan cara sebagai berikut

1. Pengadaan hukum yang jelas, tegas untuk menjerat oknum yang merusak hutan seperti penebangan liar, pembakaran, dan pemusnahan hutan. Dan terciptanya sistem preventif yang dapat mencegah pengrusakan hutan yang disebabkan oleh fenomena alam, seperti banjir, gempa, longsor, atau terbakarnya hutan secara natural.

2. Mengurangi kedua sumber utama penghasil gas rumah kaca, misalnya,mengurangi pembakaran bahan bakar fosil(menghemat listrik, BBM, dan plastik) wilayah ramai penggunaan transportasi hijau dan penanaman pohon di wilayah-wilayah ramai kendaraan
Mencegah penggundulan hutan dan illegal logging

3. Membuang sampah pada tempatnya terutama sampah yang anorganik,karna zat kimia yg terdapat didalamnya mencemari tanah jadi air dibawah tanah akan ikut tercemar

4. Clean Development Mechanisme (Mekanisme Pembangunan Bersih) CDM, Indonesia memiliki potensi pengurangan emisi sampai sebesar 300 juta ton dan diperkirakan bernilai US$ 1,26 miliar. Kegiatan CDM lainnya yang tengah dipersiapkan di Indonesia adalah mengganti pembangkit listrik batubara dengan geoterma, dan efisiensi energi untuk produksi pabrik Indocement.

5. Menghemat energi dengan menggunakan peralatan teknologi yang hemat energy seperti lampu LED (light emitting diode ). LED didefinisikan sebagai salah satu semikonduktor yang mengubah energi listrik menjadi cahaya. Ukurannya yang mini dan praktis, serta konsumsi dayanya yang relatif rendah, usia yang sangat panjang, lebih dari 30 ribu jam
Biasanya kita menggunakan lampu pijar dan neon. Bohlam pijar pada proses pencahayaannya, lebih dari 90% energi yang dihasilkan berupa inframerah dan panas. Sedangkan lampu dengan bahan gas, umumnya neon (fluorescent lamp).
Panas yang dihasilkan neon lebih sedikit daripada lampu pijar tetapi masih ada energi yang hilang saat memproses sinar ultraungu menjadi cahaya yang kasat mata. Lampu neon termasuk kategori lampu hemat energi dan banyak dipakai di perumahan dan perindustrian.
Tetapi dampaknya bagi lingkungan, kedua jenis lampu ini cukup berbahaya. Lampu pijar sangat boros dalam efisiensi energi dan cahayanya tidak cukup terang. Merkuri pada lampu neon pun tidak baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan. Tingkat efisiensi energi yang rendah membawa pengaruh bagi global warming .
Maka dengan menggunakan LED ysng dapat bertahan lebih dari 30 ribu jam sampai 100 ribu jam dapat bermanfaat dalam menekan global warming dan mengurangi emisi karbon dunia. Bila lampu LED digunakan di seluruh dunia, total energi listrik untuk penerangan dapat berkurang hingga 50%. Selisih emisi karbon yang dihasilkan dunia bisa mencapai 300 juta ton per tahunnya

6. Melakukan aktivitas sederhana dalam
Hemat energy dengan mematikan semua alat elektronik saat tidak digunakan,saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, dan biarkan pakaian kering secara alami.
Hemat air dengan mematikan keran saat sedang menggosok gigi, gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman,segea perbaiki keran yang bocor, keran bocor menumpahkan air bersih hingga 13 L perhari, njika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang boros air.
Hemat kayu dan kertas: selalu gunakan kertas dua sisinya, gunakan kembali amplop bekas.
Pemakaian barang daur ulang: bantulah mengurangi tumpukan sampah dunia, jangan menggunakn produk sekali pakai, gunkaan baterai isi ulang,pilih kalkulator berenergi surya.

7. Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan seperti Ac yang tidak menghasilkan gas buangan CFC, dan menggunakan kendaraan yang tidak terlalu banyak menghasilkan polusi
Banyak hal lain yang dapat kita lalukan untun berperan serta dalam menanggulangi dampak glonal warming karena kita belum melewati a point of no return. Kita masih bisa bergulir mundur – tetapi perlu tindakan berbalik arah yang cepat. Dengan langkah-langkah di atas semoga kita dapat selaras dengan alam dan lingkungan hidup kita kembali asri dan lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar