Selasa, 03 Maret 2009

Teori dan Prinsip Tumbuh Kembang Manusia

Pertumbuhan (Growth) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram, pound ) ukuran panjang ( cm, inchi), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan menyangkut adaanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkemabngan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas untuk mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Pandangan mengenai Tumbuh-Kembang Manusia
1. Nativisme
Teori ini menjelaskan bagaimana manusia tumbuh karena innate (genetic) . Segala sesuatu terjadi secara sendirinya melalui maturasi (maturational process). Pandangan ini lebih mengagungkan factor alam atau nature. Manusia menjadi seseorang seperti yang ditetapkan ketika ia dilahirkan. Teori-teori dengan pandangan nativisme :
- Self Regulatory System (Curia)
Seluruh system di dalam tubuh mempunyai system yang pasti. Contohnya Peredaran darah dari jantung menuju seluruh tubuh adalah pasti.
- Self Generating Growth (Coleridge)
Adanya aturan dalam proses tumbuh seseorang. Contohnya Sebelum berbicara seorang harus mengalami proses pertumbuhan gigi.
- Self Organizing Being (Kant)
Individu adalah seseorang yang mampu menggorganisir dirinya sendiri. Contonya : Makanan akan dicerna sesuai dengan system pencernaan.


2. Environmentalisme
Teori ini menjelaskan bagaimana manusia berkembang karena proses pembelajaran (learning process) dan terjadi karena adanya stimulasi lingkungan (nurture).

Teori-teori dengan pandangan environmentalisme:
- Classical conditioning (Pavlov)
- Extreme environmental (Watson)
- Law of Effect (Thorndike)
- Operant conditioning (Skinner)
- Social Learning (Bandura)

3. Organismik
Teori ini merupakan gabungan dari teori nativisme dan environmentalisme dimana manusia tumbuh dan berkembang karena maturational dan learning process. Teori ini menganggap bahwa pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi ole nature dan nurture. Manusia menjadi seseorang sebagai hasil interaksi faktor genetic dan stimulasi lingkungan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor yang dapat dirubah/dimodifikasi (faktor keturunan) maupun faktor yang tidak dapat dirubah atau dimodifikasi (faktor lingkungan). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah sebagai berikut:
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

a. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

2. Faktor luar (eksternal).
a. Faktor Prenatal
 Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
 Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
 Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
 Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
 Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
 Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.
 Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
 Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
 Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pascasalin
 Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
 Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
 Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
 Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
 Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai integensi tinggi, mempunyai perkembangan lebih baik.
 Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: Somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan. Berkurangnya hormon ini dapatmenyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan tulang. Berkurangnya hormon ini dapat menyebabkan kreatinisme; Hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoid. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur: kekurangan homon gonadotropin dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
 Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
 Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
 Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti dengan ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Cara anak berinteraksi dalam keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila keinginan anak tidak dapat terpenuhi sesuai dengan tahap perkembangan tertentu dapat memberi pengaruh terhadap tahap perkembangan selanjutnya.
 Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
 Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individual. Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal di bawah ini:
1. Directional trends
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
a. Cephalocaudal atau Head to tail (dari arah kepala ke kaki), misalnya: mengangkat kepala dulu kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas bagian bawah.
b. Proximodistal atau Near to Far Direction (Menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat), misalnya: bahu dulu baru jari-jari.
c. Mass to specific atau simple to complex (Menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks), misalnya: mengangkat bahu dulu baru kemudian menggerakkan jari-jari yang lebih sulit atau melambaikan tangan batu bisa memainkan jarinya.


2. Sequential Trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui, maka sequence dari tumbuh kembang tersebut dapat diprediksi. Dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal melalui setiap fase ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya. Misalnya: tengkurap - merangkak; berdiri - berjalan.
3. Sensitive Period
Ada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh - kembang dimana anak berinteraksi, terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik. Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut :
a. Masa Kritis
Masa yang apabila tidak dirangsang/ berkembang maka hal ini tidak akan dapat digantikan pada masa berikutnya.
b. Masa Sensitif
Mengarah pada perkembangan dan microorganisme. Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/ ancepalitis.
c. Masa Optimal
Suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal.

Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2. Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

Tahap-tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
a. Masa zigot/mudigah
Sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.

b. Masa embrio
Sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.

c. Masa janin/fetus
Sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
 Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
 Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:
 Menjaga kesehatannya dengan baik.
 Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
 Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
 Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
 Memberi stimulasi dini terhadap janin.
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
 Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

2. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan.
a. Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
 Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.
 Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah:
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

b. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah. Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly environment).
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

5. Masa Anak usia sekolah (Anak usia 6-12 tahun)
Masa ini merupakan masa akhir kanak-kanak, ditandai dengan kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Pada permulaan masa ini, dimana anak baru mulai sekolah maka terjadi perubahan besar pada pola kehidupan anak, kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang dan mengalami gangguan emosi saat menyesuaikan diri. Setelah beberapa tahun seiring dengan perubahan fisik, mengakibatkan perubahan sikap, nilai dan prilaku dan anak mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis menjelang masa remaja.

6. Masa Remaja (Usia 12-20 tahun)
Pada masa ini, seseorang mengalami kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan beraksir saat in mencapai usia matang secara hukum. Masa remaja merupakan periode yang penting. Masa ini pula sering disebut sebagai masa peralihan dari masa anak anak menuju masa dewasa. Sehingga anak-anak harus meninggalkan segala seseuatu yang bersikap kekanak-kanakan. Dan harus mempelajari sikap dan perilaku baru untuk menggantikan sikap dan perilaku yang sudah ditinggalkan.
Masa Remaja juga dianggap masa perubahan. Perubahan yang dialami remaja yaitu meningginya emosi, perubahan tubuh, perubahan minat, pola prilaku dan nilai-nilai. Sebagia besar remaja bersikap ambifalen terhadap setiap perubahan, mereka menginginkan kebebasan namun takut bertanggungjawab. Remaja juga merupakan masanya bermasalah dan mencari jati diri.

7. Masa Dewasa Dini (Usia 20-40 tahun)
Pada masa ini merupakan penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang yang telah dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat dalam memaikan peran baru seperti suami/istri, pencari nafkah, orang tua dan mengembangkan sikap, perilaku dan nilai baru. “Masa dewasa dini merupakan masa “pengaturan“ dan usia reproduksi. Selain itu masa ini dianggap masa ketegangan emosional, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru dan Masa Kreatif.

8. Masa Dewasa Madya (Usia 40-65 tahun)
Pada masa ini penyesuaian diri berpusat pada pekerjaan dan keluarga yang lebih sulit dari pada penyesuaian pribadi dan sosial. Membangun dan dan mempertahankan suatu standar hidup yang menyenangkan menjadi semakin sulit. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pekerjaan pada usia madya adalah kepuasan kerja, kesempatan promosi, haparan kerka, sikap pasangan, sikap terhadap teman sekerja, dan relokasi. Sedangkan kondisi yang memperumit penyesuaian terhapar pola keluarga adalah perubahan fisik, hilangnya peran orang tua, kurangnya persiapan, perasaan kegagalan, merasa tidak berguna, dan kecewa pada perkawinan.
9. Masa Usia Lanjut (Usia >65 tahun)
Pada masa ini merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang yaitu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode dahulu yang menyenangkan atau bernajak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Sehingga seseorang menjadi melihat masa lulunya dan biasanya dengan penuh penyesalan. Usia Lanjut sering disebut Periode Kemunduran,

1 komentar: